Penrem 043/Gatam.
Pada hari Selasa tanggal 17 Februari 2015, Korem 043/Gatam menyelenggarakan Upacara Bendera 17-an Bulan Februari 2015 bertempat di Lapangan Saburai Bandar Lampung. Upacara Bendera ini diikuti oleh seluruh prajurit dan PNS Jajaran Korem 043/Gatam dengan selaku IRUP, Kepala Staf Korem 043/Gatam, Letnan Kolonel Inf Safrudin mewakili Komandan Korem 043/Gatam.
Dalam amanat Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo secara tertulis yang dibacakan oleh Kasrem 043/Gatam menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada segenap Prajurit dan PNS TNI AD yang terus berupaya memberikan darma bakti terbaiknya kepada Bangsa dan Negara. Disampaikan pula oleh Kasad bahwa tantangan tugas TNI ke depan tidak semakin ringan dan semakin komplek. Untuk itu , Kasad mengharapkan agar para prajurit sekalian tetap dapat menjaga soliditas, kerja sama dan semangat pantang menyerah dalam melaksanakan tugas - tugasnya, baik yang bertugas diseluruh pelosok wilayah tanah air, di wilayah perbatasan dan pulau - pulau terluar, maupun dalam melaksanakan tugas menjaga perdamaian dunia di berbagai penjuru dunia.
Menyangkut masalah ketahanan pangan, Kasad menyampaikan bahwa kebutuhan pangan merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dan strategis bagi keberadaan sebuah negara. Pengalaman menunjukan bahwa permasalahan yang terkait dengan pangan dapat menjadi pemicu bagi krisis yang berujung pada kehancuran sebuah negara. Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dunia, dan tentu saja meningkatnya kebutuhan pangan secara sangat tajam belakangan ini, maka nilai strategis pangan juga akan semakin meningkat. Bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan pangan dunia, maka sangat mungkin negara dengan masyarakat agraris pada saatnya akan menjadi sasaran negara - negara lain, dan akan menjadi target untuk diserang, dihancurkan dan dikuasai. Salah satu upaya untuk menguasai negara agraris, adalah dengan cara mengalihkan negara agraris itu menjadi negara industri. Pada saat yang sama juga dibangun ketergantungan negara industri ini kepada negara - negara industri lainnya. Pada kondisi yang demikian itu, maka sangat mudah untuk menghancurkan negara tersebut. Hanya dengan menerapkan embargo pada negara industri yang sudah tidak memiliki sumber pangan tersebut, maka ketahanan ekonomi dan pangannya menjadi rapuh. Apabila kondisi ketahanan ekonomi dan pangan sudah hancur, maka ketahanan nasional akan rapuh. Apabila ketahanan nasional rapuh, maka tungguhlah saatnya kehancuran akan melanda keberadaan Bangsa dan Negara tersebut, jelas Kasad.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka swasembada pangan menjadi sangat penting dan mendesak untuk dapat diwujudkan di Indonesia. Dalam kaitan itu pula, atas perintah Presiden RI, TNI AD telah melaksanakan berbagai bentuk kerja sama dengan kementrian dan instansi terkait dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah dalam mencapai swasembada pangan. Tidak hanya dalam rangka menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga dan memelihara ketahanan nasional dan tetap tegak - kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, terang Kasad.
Ditambahkan pula oleh Kasad, bahwa di tengah - tengah kehidupan bangsa dan negara saat ini, kita melihat indikasi kuat berkembangnya proxy war. Ancaman proxy war ke depan menjangkau pula persoalan energi, pangan, air, narkoba dan lain sebagainya. Saat ini yang tengah kita alami adalah indikasi berkembangnya tangan-tangan atau kekuatan - kekuatan tersembunyi yang dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan, dengan tujuan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dalam sejarah panjang pergolakan dunia, kita mencatat bahwa kekuatan-kekuatan tersembunyi banyak berpengaruh terhadap kehancuran suatu Negara dan Bangsa.
Dijelaskan oleh Kasad bahwa dewasa ini sudah mulai kita rasakan adanya proxy war di Indonesia. Ada kekuatan yang hendak melemahkan kita, dengan mengadu domba, memprovokasi dan menyebar fitnah lewat media massa dan media sosial, untuk terus menerus berupaya memecah belah Bangsa Indonesia. Gejala - gejala tersebut dapat dilihat melalui berbagai bentuk pemberitaan media yang provokatif, peredaran narkoba, penyebaran pornografi dan seks bebas, tawuran pelajar, perang antar kelompok dan masih banyak lagi lainnya. Ancaman proxy war, dalam konteks kepentingan nasional Bangsa Indonesia harus terus diwaspadai dan disikapi secara bersungguh - sungguh. Berbeda dengan perang fisik di era perjuangan kemerdekaan dulu, perang jenis baru ini tidak sepenuhnya terlihat secara fisik, namun dampak penghancurannya lebih luas. Untuk itu, sebagai bangsa pejuang yang telah banyak mengalami pasang surutnya perjuangan, kita tidak boleh terlena dalam situasi yang dapat mengancam keutuhan NKRI ini. Mari kita bangkit dan melawan terhadap segala bentuk proxy war yang terjadi di negeri ini. terang Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pula.
Dalam pada itu, pada pelaksanaan kegiatan Serbuan Teritorial, Kasad dalam amanatnya memerintahkan kepada jajaran TNI AD agar tidak hanya menjadikannya sebagai wahana untuk membantu mengatasi kesulitan rakyat, tetapi jadikan pula sebagai sarana untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat. Merupakan suatu kondisi yang sangat penting untuk mewujudkan TNI AD yang mencintai dan dicintai rakyatnya. Ingat rakyatlah yang menjadi inti kekuatan TNI. Ketika kita dapat mewujudkan hal ini, saya yakin kita akan dapat melawan dan mengatasi setiap tantangan dan ancaman, bahkan kita akan dapat menghacurkan musuh bangsa dan negara yang paling kuat sekalipun.
Setelah kegiatan upacara bendera, dilaksanakan latihan Parade dan Devile yang diikuti oleh seluruh prajurit dan PNS Jajaran Korem 043/Gatam dalam keadaan tertib dan lancar.