Penrem 043/Gatam.
Kasi Log Korem 043/Gatam, Letnan Kolonel Inf Rustanto Eko, pada hari Selasa, tanggal 17 Maret 2015 berkesempatan memimpin Upacara Bendera Tujuh Belasan Bulan Maret 2015 yang diikuti oleh seluruh prajurit dan PNS Korem 043/Gatam bertempat di Lapangan Saburai Bandar Lampung.
Mewakili Komandan Korem 043/Gatam, Kasi Log Korem 043/Gatam membacakan amanat dari Pangdam II /Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI Iskandar M. Sahil, S.E. Dalam amanatnya, diterangkan oleh Pangdam bahwa pada akhir bulan Januari 2015 lalu, Kodam II/Swj telah melaksanakan Rapat Pimpinan yang membahas evaluasi pelaksanaan tugas selama TA 2014, garis besar program dan anggaran, serta pokok-pokok kebijakan Pimpinan Kodam II/Swj pada TA 2015. Ada 7 pokok kebijakan, yakni penguatan kemampuan Intelijen Kodam II/Sriwijaya, meningkatkan kualitas dan sinergitas satuan operasi dan manajemen operasi Kodam II/Sriwijaya, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Kodam II/Sriwijaya, membangun sinergitas logistik Kodam II/Sriwijaya, meningkatkan peran teritorial Kodam II/Sriwijaya, optimalisasi tugas perbantuan, dan membangun sinergis Kodam II/Sriwijaya dengan Lembaga Pemerintah dan non-Pemerintah.
Dijelaskan pula oleh Pangdam bahwa pada Triwulan I TA. 2015 yang sedang berjalan ini tercatat sudah ada 39 kasus pelanggaran, diantaranya yang menonjol adalah 17 kasus desersi, 7 kasus Narkoba dan 5 kasus THTI. Jumlah kasus menonjol seperti desersi dan THTI ini tentu memprihatinkan, mengingat kesejahteraan prajurit saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Demikian juga kasus penyalahgunaan Narkoba. Terkait kasus Narkoba, Pangdam menekankan bahwa prajurit maupun PNS Kodam II/Swj yang terbukti terlibat Narkoba, akan dipecat. Hal ini sudah dilakukan pada bulan Februari 2015 lalu, dengan memecat 4 oknum prajurit yang terlibat Narkoba.
Dalam amanatnya, Pangdam juga menekankan beberapa atensi untuk dipedomani dan dilaksanakan, sebagai berikut :
Pertama, sejalan dengan kebijakan Kasad yang menetapkan tahun 2015 sebagai tahun konsolidasi, agar seluruh satuan jajaran Kodam II/Swj meningkatkan Binsat, termasuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam Bela Diri Militer hingga kualifikasi Sabuk Hitam atau Dan 1 dan kemahiran menembak sampai tingkat pratama.
Kedua, laksanakan back to basic Peraturan Militer Dasar atau Permildas secara benar, karena Permildas merupakan karakter, jati diri dan disiplin yang menjadi ciri khas prajurit TNI AD.
Ketiga, jangan terlibat kegiatan ilegal dan penyalahgunaan Narkoba maupun perbuatan lain yang bertentangan dengan norma hukum.
Keempat, bangun kebersamaan dan komunikasi yang baik dengan seluruh elemen masyarakat. Hindari terjadinya konflik, baik dengan masyarakat maupun aparat Kepolisian.
Kelima, hidupkan “tradisi siaga” sebagai menu pokok prajurit, agar kesiapsiagaan satuan tetap tinggi dalam mengantisipasi perkembangan situasi yang melibatkan kehadiran satuan jajaran Kodam II/Swj.
Keenam, program membantu Pemda dalam swasembada pangan harus berhasil, tidak boleh gagal. Untuk itu, tingkatkan koordinasi, kerja sama dan dukung Pemda secara maksimal, melalui tugas pendampingan khususnya Babinsa dan Apkowil serta aparat lainnya di wilayah.
Ketujuh, laksanakan kegiatan serbuan teritorial secara optimal, sesuai bidang tugas dan fungsi masing-masing satuan dalam rangka membantu Pemda untuk menyiapkan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini, serta membantu kesulitan masyarakat.
Mewakili Komandan Korem 043/Gatam, Kasi Log Korem 043/Gatam membacakan amanat dari Pangdam II /Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI Iskandar M. Sahil, S.E. Dalam amanatnya, diterangkan oleh Pangdam bahwa pada akhir bulan Januari 2015 lalu, Kodam II/Swj telah melaksanakan Rapat Pimpinan yang membahas evaluasi pelaksanaan tugas selama TA 2014, garis besar program dan anggaran, serta pokok-pokok kebijakan Pimpinan Kodam II/Swj pada TA 2015. Ada 7 pokok kebijakan, yakni penguatan kemampuan Intelijen Kodam II/Sriwijaya, meningkatkan kualitas dan sinergitas satuan operasi dan manajemen operasi Kodam II/Sriwijaya, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Kodam II/Sriwijaya, membangun sinergitas logistik Kodam II/Sriwijaya, meningkatkan peran teritorial Kodam II/Sriwijaya, optimalisasi tugas perbantuan, dan membangun sinergis Kodam II/Sriwijaya dengan Lembaga Pemerintah dan non-Pemerintah.
Dijelaskan pula oleh Pangdam bahwa pada Triwulan I TA. 2015 yang sedang berjalan ini tercatat sudah ada 39 kasus pelanggaran, diantaranya yang menonjol adalah 17 kasus desersi, 7 kasus Narkoba dan 5 kasus THTI. Jumlah kasus menonjol seperti desersi dan THTI ini tentu memprihatinkan, mengingat kesejahteraan prajurit saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Demikian juga kasus penyalahgunaan Narkoba. Terkait kasus Narkoba, Pangdam menekankan bahwa prajurit maupun PNS Kodam II/Swj yang terbukti terlibat Narkoba, akan dipecat. Hal ini sudah dilakukan pada bulan Februari 2015 lalu, dengan memecat 4 oknum prajurit yang terlibat Narkoba.
Dalam amanatnya, Pangdam juga menekankan beberapa atensi untuk dipedomani dan dilaksanakan, sebagai berikut :
Pertama, sejalan dengan kebijakan Kasad yang menetapkan tahun 2015 sebagai tahun konsolidasi, agar seluruh satuan jajaran Kodam II/Swj meningkatkan Binsat, termasuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam Bela Diri Militer hingga kualifikasi Sabuk Hitam atau Dan 1 dan kemahiran menembak sampai tingkat pratama.
Kedua, laksanakan back to basic Peraturan Militer Dasar atau Permildas secara benar, karena Permildas merupakan karakter, jati diri dan disiplin yang menjadi ciri khas prajurit TNI AD.
Ketiga, jangan terlibat kegiatan ilegal dan penyalahgunaan Narkoba maupun perbuatan lain yang bertentangan dengan norma hukum.
Keempat, bangun kebersamaan dan komunikasi yang baik dengan seluruh elemen masyarakat. Hindari terjadinya konflik, baik dengan masyarakat maupun aparat Kepolisian.
Kelima, hidupkan “tradisi siaga” sebagai menu pokok prajurit, agar kesiapsiagaan satuan tetap tinggi dalam mengantisipasi perkembangan situasi yang melibatkan kehadiran satuan jajaran Kodam II/Swj.
Keenam, program membantu Pemda dalam swasembada pangan harus berhasil, tidak boleh gagal. Untuk itu, tingkatkan koordinasi, kerja sama dan dukung Pemda secara maksimal, melalui tugas pendampingan khususnya Babinsa dan Apkowil serta aparat lainnya di wilayah.
Ketujuh, laksanakan kegiatan serbuan teritorial secara optimal, sesuai bidang tugas dan fungsi masing-masing satuan dalam rangka membantu Pemda untuk menyiapkan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini, serta membantu kesulitan masyarakat.